Bis yang kutumpangi kali ini memang terasa nyaman, ini kesan pertama ketika masuk didalamnya. AC nya tidak terlalu dingin dan juga tidak tercium bau pewangi.
Baguslah.....kataku dalam hati, paling tidak untuk perjalanan selanjutnya aku akan merasa nyaman dan tanpa hambatan. Maklum saja aku termasuk orang yang hobi sekali mabuk kendaraan hehehe.
Apalagi jika mencium bau pewangi kendaraan AC atau mencium bau asap rokok, langsung saja perutku akan mual-mual dan mengeluarkan apa saja yang ada didalamnya.
Sebenarnya malu juga sih tiap naik angkutan mabuk kendaraan. Tapi gimana lagi karena ini hobi yang susah sekali dihilangkan. Malah menjadi seperti sugesti, karena belum apa-apa saja sudah pusing duluan. Meski aku sering bepergian tetapi penyakit yang satu ini sulit sekali hilang.
Dan kali ini aku sengaja memilih bis ber AC untuk menghindari orang yang suka merokok di sembarang tempat. Karena jika menumpang bis ekonomi tentu akan sulit menghindari kepulan asap rokok. Dan akibatnya aku bisa muntah-muntah sepanjang perjalanan hiiy...bakalan tersiksa. Dalam memilih bis AC pun aku pilih yang tidak ada pewanginya, sebab ini juga pemicu mabuk dikendaraan.
Perjalanan kali inipun sungguh sangat nyaman, aku bisa tidur didalam bis dan bisa ngemil dengan bebasnya. Tanpa terusik oleh mabuk kendaraan atau tutup hidung karena kepulan asap rokok. Namun....ditengah-tengah perjalanan aku mulai mencium sesuatu, hidungku memang peka sekali oleh bau asap rokok. Kuedarkan pandangan, ternyata benar laki-laki yang duduk dua bangku didepanku itu tengah asyik merokok.
Huh! aku mulai tak nyaman dan merasa terganggu dengan aktifitasnya itu. Orang itu apa nggak mikir sih kalau perbuatannya itu merugikan orang lain, terutama orang-orang yang berada disekitarnya, pikirku merasa kesal. Apa dia tidak mengerti atau pura-pura tak mengerti bahayanya merokok di dalam ruang ber AC. Lagi pula kan ada tempat khusus merokok dibagian belakang.
Ingin sekali kujitak kepala orang itu. Ini tak dapat dibiarkan begitu saja. Tampaknya orang-orang disebelah dan dibelakangnya tidak terpengaruh oleh aktifitas laki-laki itu.
"Maaf Pak, tolong bisa berhenti merokok sebentar, saya tidak tahan oleh bau asap rokok itu," tegurku pada laki-laki itu. Laki-laki separuh baya itu hanya mengangguk dan segera menghentikan kegiatannya. Fiuh! aku bernafas lega.
Jika kubandingkan dengan sikap orang asing yang pernah kutemui ketika masih tinggal di Bali dulu sungguh sangat jauh berbeda. Orang asing akan pergi menjauh dari keramaian dan mencari tempat yang sepi jika hendak merokok. Aku sangat salut pada sikap mereka, karena bagaimana pun asap yang ditimbulkan akan sangat mengganggu lingkungan sekitar. Dan yang akan menjadi korban adalah mereka yang sama sekali tidak merokok tetapi mempunyai peluang besar untuk terjangkit penyakit yang ditimbulkan olehnya.
Sementara orang kita, mereka sama sekali tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya yang merasa terganggu asap rokok. Pemandangan seperti ini sering kita temui dimana-mana. Seandainya mereka sadar betapa banyaknya kerugian yang diakibatkan olehnya, bukan saja untuk dirinya sendiri tetapi juga orang lain yang berada disekitarnya.
Baguslah.....kataku dalam hati, paling tidak untuk perjalanan selanjutnya aku akan merasa nyaman dan tanpa hambatan. Maklum saja aku termasuk orang yang hobi sekali mabuk kendaraan hehehe.
Apalagi jika mencium bau pewangi kendaraan AC atau mencium bau asap rokok, langsung saja perutku akan mual-mual dan mengeluarkan apa saja yang ada didalamnya.
Sebenarnya malu juga sih tiap naik angkutan mabuk kendaraan. Tapi gimana lagi karena ini hobi yang susah sekali dihilangkan. Malah menjadi seperti sugesti, karena belum apa-apa saja sudah pusing duluan. Meski aku sering bepergian tetapi penyakit yang satu ini sulit sekali hilang.
Dan kali ini aku sengaja memilih bis ber AC untuk menghindari orang yang suka merokok di sembarang tempat. Karena jika menumpang bis ekonomi tentu akan sulit menghindari kepulan asap rokok. Dan akibatnya aku bisa muntah-muntah sepanjang perjalanan hiiy...bakalan tersiksa. Dalam memilih bis AC pun aku pilih yang tidak ada pewanginya, sebab ini juga pemicu mabuk dikendaraan.
Perjalanan kali inipun sungguh sangat nyaman, aku bisa tidur didalam bis dan bisa ngemil dengan bebasnya. Tanpa terusik oleh mabuk kendaraan atau tutup hidung karena kepulan asap rokok. Namun....ditengah-tengah perjalanan aku mulai mencium sesuatu, hidungku memang peka sekali oleh bau asap rokok. Kuedarkan pandangan, ternyata benar laki-laki yang duduk dua bangku didepanku itu tengah asyik merokok.
Huh! aku mulai tak nyaman dan merasa terganggu dengan aktifitasnya itu. Orang itu apa nggak mikir sih kalau perbuatannya itu merugikan orang lain, terutama orang-orang yang berada disekitarnya, pikirku merasa kesal. Apa dia tidak mengerti atau pura-pura tak mengerti bahayanya merokok di dalam ruang ber AC. Lagi pula kan ada tempat khusus merokok dibagian belakang.
Ingin sekali kujitak kepala orang itu. Ini tak dapat dibiarkan begitu saja. Tampaknya orang-orang disebelah dan dibelakangnya tidak terpengaruh oleh aktifitas laki-laki itu.
"Maaf Pak, tolong bisa berhenti merokok sebentar, saya tidak tahan oleh bau asap rokok itu," tegurku pada laki-laki itu. Laki-laki separuh baya itu hanya mengangguk dan segera menghentikan kegiatannya. Fiuh! aku bernafas lega.
Jika kubandingkan dengan sikap orang asing yang pernah kutemui ketika masih tinggal di Bali dulu sungguh sangat jauh berbeda. Orang asing akan pergi menjauh dari keramaian dan mencari tempat yang sepi jika hendak merokok. Aku sangat salut pada sikap mereka, karena bagaimana pun asap yang ditimbulkan akan sangat mengganggu lingkungan sekitar. Dan yang akan menjadi korban adalah mereka yang sama sekali tidak merokok tetapi mempunyai peluang besar untuk terjangkit penyakit yang ditimbulkan olehnya.
Sementara orang kita, mereka sama sekali tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya yang merasa terganggu asap rokok. Pemandangan seperti ini sering kita temui dimana-mana. Seandainya mereka sadar betapa banyaknya kerugian yang diakibatkan olehnya, bukan saja untuk dirinya sendiri tetapi juga orang lain yang berada disekitarnya.
Tidak semua orang dapat mengerti apa yang kita rasakan. Tidak semua orang paham dengan apa yang kita inginkan. Namun Saling menghargai adalah jalan terbaik untuk menciptakan suasana yang damai. Semoga Allah menjawab semua do'amu dengan RahmatNya. Aminnnnnnn 99x
BalasHapusIya...alangkah indahnya jika sikap saling menghargai itu dapat diterapkan dalam kehidupan......thank's for you visit
BalasHapus