Ketika melihat jam di dinding waktu telah menunjukan pukul 22.45 menit waktu indonesia barat. Hwuaa.....tiba-tiba mataku membulat lebar..... tepatnya sih agak melotot hehe. Sudah larut malam rupanya, pantas saja kedua mataku terasa agak berat dan meredup meskipun tinggal lima waat.
Huff! kugerak-gerakkan badan dan tangan menyerupai cacing kepanasan sambil menguap sesekali. Ternyata waktu berjalan sangat cepat. Rasanya baru setengah jam yang lalu aku duduk di depan komputer dan berubah menjadi autis. Tapi ternyata......telah kuhabiskan waktu selama lima jam tanpa terasa.
Sejak internet masuk rumah, jam tidurku mulai berubah. Aku yang telah terbiasa mengembara ke negeri mimpi jam setengah sembilan kini malah asyik berpetualang ke negeri maya. Akibatnya aku sulit sekali bangun tengah malam, meski alarm berteriak-teriak membangunkanku. Aku terjaga hanya untuk mematikan alarm saja dan melanjutkan lagi acara tidur, walau keesokan harinya ada perasaan menyesal karena telah melewatkan malam tanpa tahajjud.
Prof. Dr. Yusuf Al Qardhawi pernah menulis dalam suatu tulisannya tentang dampak internet terhadap keluarga muslimah. Mungkin inilah yang tengah terjadi padaku, karena satu persatu aku mulai meninggalkan amalan rutin selepas shalat maghrib karena internet. Sebenarnya ada perasaan menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu.
Waktu cepat sekali ia bergulir dalam kehidupan ini. Terkadang tanpa kita sadari telah melewatkannya begitu saja. Semenit, sehari bahkan satu tahun tanpa terasa telah berlalu begitu cepat. Dan ketika menyadarinya kita telah jauh meninggalkannya.
Namun entah kenapa, kadangkala waktu juga terasa sangat lambat berputar. Tatkala kita tengah menunggu sesuatu, jarum jam terasa lama berputar bahkan satu menitpun terasa satu tahun lamanya.
Waktu memang terasa seperti air yang mengalir, ia tak dapat diputar dan di ulang kembali. Karena waktu adalah sebatas apa yang kita jalani hari ini, seperti apa yang pernah di katakan oleh khalifah Umar bin khatab. Bahkan Allah pun bersumpah demi waktu itu sendiri, bahwa manusia dalam kerugian yang besar jika tidak dapat memanfaatkan waktunya sebaik mungkin.
Untuk seorang pengusaha waktu adalah uang. Dan untuk kaum mukmin waktu adalah amal ibadah. Lalu bagaimana waktu menurut kita?
Jika mentafakurinya betapa banyak waktu yang telah terlewatkan begitu saja selama ini. Padahal Rasul sendiri pernah memperingatkan bahwa jika hari ini sama dengan hari kemarin maka kita termasuk orang yang merugi.
Ya....Allah ampunilah hamba-Mu yang seringkali lalai dalam mengisi waktu ini.......
Huff! kugerak-gerakkan badan dan tangan menyerupai cacing kepanasan sambil menguap sesekali. Ternyata waktu berjalan sangat cepat. Rasanya baru setengah jam yang lalu aku duduk di depan komputer dan berubah menjadi autis. Tapi ternyata......telah kuhabiskan waktu selama lima jam tanpa terasa.
Sejak internet masuk rumah, jam tidurku mulai berubah. Aku yang telah terbiasa mengembara ke negeri mimpi jam setengah sembilan kini malah asyik berpetualang ke negeri maya. Akibatnya aku sulit sekali bangun tengah malam, meski alarm berteriak-teriak membangunkanku. Aku terjaga hanya untuk mematikan alarm saja dan melanjutkan lagi acara tidur, walau keesokan harinya ada perasaan menyesal karena telah melewatkan malam tanpa tahajjud.
Prof. Dr. Yusuf Al Qardhawi pernah menulis dalam suatu tulisannya tentang dampak internet terhadap keluarga muslimah. Mungkin inilah yang tengah terjadi padaku, karena satu persatu aku mulai meninggalkan amalan rutin selepas shalat maghrib karena internet. Sebenarnya ada perasaan menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu.
Waktu cepat sekali ia bergulir dalam kehidupan ini. Terkadang tanpa kita sadari telah melewatkannya begitu saja. Semenit, sehari bahkan satu tahun tanpa terasa telah berlalu begitu cepat. Dan ketika menyadarinya kita telah jauh meninggalkannya.
Namun entah kenapa, kadangkala waktu juga terasa sangat lambat berputar. Tatkala kita tengah menunggu sesuatu, jarum jam terasa lama berputar bahkan satu menitpun terasa satu tahun lamanya.
Waktu memang terasa seperti air yang mengalir, ia tak dapat diputar dan di ulang kembali. Karena waktu adalah sebatas apa yang kita jalani hari ini, seperti apa yang pernah di katakan oleh khalifah Umar bin khatab. Bahkan Allah pun bersumpah demi waktu itu sendiri, bahwa manusia dalam kerugian yang besar jika tidak dapat memanfaatkan waktunya sebaik mungkin.
Untuk seorang pengusaha waktu adalah uang. Dan untuk kaum mukmin waktu adalah amal ibadah. Lalu bagaimana waktu menurut kita?
Jika mentafakurinya betapa banyak waktu yang telah terlewatkan begitu saja selama ini. Padahal Rasul sendiri pernah memperingatkan bahwa jika hari ini sama dengan hari kemarin maka kita termasuk orang yang merugi.
Ya....Allah ampunilah hamba-Mu yang seringkali lalai dalam mengisi waktu ini.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar